Sabtu, 10 Oktober 2015

respon dan adaptasi hewan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Suatu adaptasi biologis adalah setiap karakteristik (morfologi atau anatomi), fisiologis, atau perilaku struktural dari suatu organisme atau kelompok organisme (seperti spesies) yang membuatnya lebih cocok dalam lingkungannya dan akibatnya meningkatkan peluangnya untuk bertahan hidup dan keberhasilan reproduksi. Karena variabilitas individu proses adaptasi ini akan lebih atau kurang berhasil. Beberapa adaptasi dapat meningkatkan keberhasilan reproduksi dari populasi, tetapi tidak untuk individu tertentu. Pengertian adaptasi adalah cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup dimana mereka tinggal. 
Salah satu penyebab kepunahan makhluk hidup adalah ketidakmampuan makhluk hidup untuk beradaptasi dengan lingkungan. Misalnya, ketika memindahkan seekor ikan yang diambil dari habitat aslinya ke dalam kolam ikan buatan sendiri. Beberapa hari kemudian ikan yang dipelihara mati. Kematian ikan ini disebabkan ikan tersebut tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya. Maka jelaslah bahwa makhluk hidup yang tidak beradaptasi dengan lingkungannya akan mengalami kepunahan. Setiap jenis organisme mempunyai dan memerlukan lingkungan untuk hidup di tempat tertentu. Lingkungan atau tempat suatu makhluk hidup biasanya disebut dengan habitat.
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Bagi makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, ia dapat hidup lebih lama dan individu sejenisnya (populasi) cenderung bertambah banyak. Tetapi bagi makhluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan akan punah. Ada bermacam-macamadaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasifisiologi, dan adaptasi tingkah laku.








B.        Rumasan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1.      Bagaimana konsep dasar teori adaptasi?
2.      Apa pengertian dari adaptasi?
3.      Jelaskan jenis- jenis adaptasi?

     C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1.      Untuk mengetahui konsep tentang adaptasi, baik adaptasi morfologi (hewan dan tumbuhan), adaptasi fisiologi (hewan dan tumbuhan), danadaptasi tingkah laku(hewan dan tumbuhan).
2.      Untuk mengetahui pengertian adaptasi.
3.      Untuk mengetahui jenis- jenis adaptasi.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Etologi dan Perilaku Hewan
Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut etologi (dari bahasa Yunani: ἦθος, ethos, "karakter"; dan –λογία, -logia) adalah suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya.
Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis yang mempelajari aneka aspek dari tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya dianggap lahir di sekitar tahun 1930an tatkala biolog berkebangsaan Belanda Nikolaas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai merintisnya. Atas jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran di tahun 1973.
Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang ahli perilaku hewan umumnya menaruh perhatian pada proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski ada pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis atau kelompok kekerabatan hewan yang tertentu. Ahli perilaku hewan juga disebut etolog.
Darwin berpendapat bahwa tidak ada sifat baru yang perlu dimiliki semasa hidup individu. Pada dasarnya, teori Darwin berjalan sebagai berikut : diantara anggota-anggota sebuah spesies, terdapat variasi yang tak tehitung jumlahnya dan diantara anggota yang bermacam-macam itu hanya kelompok tertentu yang berhasil bertahan hidup yang bisa menghasilkanketurunannya.
      Dengan demikian terdapat ‘perjuangan untuk bertahan hidup’ dimana anggota-anggota tebaik sebuah spesies dapat hidup cukup panjang untuk meneruskan sifat unggul mereka kepada generasi berikutnya. Terhadap jumlah generasi yang tak terhitung jumlahnya itu, alam kemudian ‘memilih’ siapa-siapa yang bisa beradaptasi paling dengan lingkungan mereka. Menurut Darwin, Istilah ‘perjuangan untuk bertahan hidup’ (survival for the existence) adalah yang unggul yang bisa bertahan hidup (survival of the fittest).
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.

Bentuk Perilaku Hewan

Bentuk dari perilaku hewan dapat dibagi menjadi 2 yaitu perilaku hewan yang berasal dari bawaan, yang diwariskan dan perilaku yang terajar (terlatih).
Perilaku Bawaan (Yang Diwariskan)
Warisan memegang peranan yang penting dalam perilaku hewan. Dalam hal meminang, perilaku hewan memastikan dahulu, jika termasuk anggota spesies sama, bukan dari anggota yang lain, sehingga dapat dijadikan pasangan. Misalnya, tingkah laku kunag-kunang saat berpasangan walauu enunjukkan spesiea yang sama, juga mempunyai perilaku berbeda dalam menemukan bahwa kunang-kunang betina mempunyai pasangannya tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari pola cahaya dar kunang-kunang yang menyala berbeda pada waktu senja. Kunang-kunang betina dari satu spesies akan menanggapi hanya pada pejantan tertentu dengan memerlihatkan pola nyala lampu spesies tertentu.
Beberapa kebiasaan meminang membantu mencegah betina membunuh pejantan sebelum mereka memiliki kesempatan untuk berpasangan. Contohnya,pada beberapa laba-laba pejantannya lebih kecil daripada  betina dan beresiko untuk dimakan jika pejantan mendekati betina.sebelum berpasangan pejantan dan beberapa spesies menunjukkan beberapa tanda-tanda. Seperti serangga membungkus diri dalam jaring-jaring yang sempurna. Sementara betina yang tidak terbungkus dan memakan serangga. Pejantan mampu berpasangan dengannya memerlukan penyerangan. Setelah berpasangan, pejantan akan dimakan oleh betina.
Perilaku hewan bawaan meliputi taksis dan refleks. Taksis: Bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis langsung mendekati atau menjauh dari atau pada sudut tertentu terhadapnya. Macam-macam taksis: kemotaksis, fototaksis, magnetotaksis.
Refleks: Respon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang mempunyai system saraf. Refleks adalah respon otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus. Respon terbawa sejak lahir, artinya sifatnya ditentukan oleh pola reseptor, saraf, dan efektor yang diwariskan.
Contoh: refleks rentangan
Mesin refleks rentang memberikan mekanisme pengendalian yang teratur dengan baik, yang:
·         Mengarahkan kontraksi refleks otot
·         Menghambat kontraksi otot-otot antagonis
·         Terus-menerus memonitor keberhasilan yang dengannya perintah-perintah dari otak diteruskan, dan dengan cepat dan secara otomatis membuat setiap penyesuaian sebagai pengganti yang perlu.
Naluri: Pola perilaku kompleks yang, sebagaimana refleks, merupakan bawaan, agak tidak fleksibel, dan mempunyai nilai bagi hewan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Naluri lebih rumit dibandingkan dengan refleks dan dapat melibatkan serangkai aksi.
Pelepas Perilaku Naluriah: sekali tubuh siap di bagian dalam untuk tipe perilaku naluriah tertentu, maka diperlukan stimulus luar untuk mengawali respon. Isyarat yang memicu aksi naluriah disebut pelepas (release). Begitu respon tertentu dilepaskan, biasanya langsung selesai walaupun stimulus efektif segera ditiadakan. Isyarat kimia, yaitu feromon, berfungsi sebagai pelepas penting pada serangga sosial.
Perilaku Ritme dan Jam Biologis: perilaku berulang-ulang pada interval tertentu yang dinyatakan sebagai ritme atau periode. Daur perilaku ritme dapat selama dua jam atau setahun.
Respon dan Adaptasi Perilaku hewan merupakan aktivitas terarah berupa respon terhadap kondisi dan sumber daya lingkungan. Terjadinya suatu perilaku melibatkan peranan reseptor dan efektor serta koordinasi saraf dan hormon. Jenis efektor yang paling berperan adalah otot-otot tubuh.Perilaku pada hewan rendah seluruhnya ditentukan secara genetic, bersifat khas,terjadi secara otomatis. Pada hewan tinggi banyak mengandung komponen yang tidak bersifat herediter, melainkan proses belajar yang dipengaruhi faktor lingkungan. Pada manusia ditentukan oleh komponen belajar dan menalar.
Kepekaan terhadap stimulus merupakan salah satu ciri utama kehidupan. Tujuan akhir dari respon adalah untuk mempertahankan hidupnya. Respon hewan terhadap lingkungannya bervariasi tergantung dari jenis dan intensitas stimulus, jenis spesies,stadium perkembangan,umur,kondisi fisiologis dan kisaran toleransi terhadap lingkungannya.Apabila kondisi lingkungan menjadi sangat tidak baik, maka yang terjadi adalah:
1.      hewan meninggalkan tempat itu dan mencari tempat dengan kondisi yang lebih baik.
2.      hewan memberikan respon tertentu yang mampu mengatasi efek negative perubahan tersebut.
3.      hewan itu akan mati.

B.     Respon Dasar Hewan
Periode ontogeny pada hewan dikenal tiga macam respon dasar yaitu respon pengaturan, respon penyesuaian, dan respon perkembangan. Mekanisme ketiga respon itu berdasarkan sistem umpan balik negatif. Agar mekanisme itu berhasil maka respon yang dihasilkan harus sesuai besarnya, waktu tepat dan berlangsung cukup cepat.
a.       Respon Reversibel
Tipe respon dasar hewan yang reversible dan paling sederhana adalah respon pengaturan (regulatori). Respon fisiologi terjadi sangat cepat (refleks).
Contoh: perubahan pupil mata terhadap intensitas cahaya.
Tipe respon lain yang bersifat reversible adalah respon penyesuaian (aklimatori),berlangsung lebih lama dari respon regulatori karena proses yang fisiologi yang melandasinya melibatkan perubahan struktur dan morfologi hewan. Contoh: di lingkungan bertekanan parsial oksigen rendah, terjadi proliferasi dan pengingkatkan jumlah eritrosit,tubuh terdedah pada kondisi kemarau terik, kulit mengalami peningkatan pigmentasi.Respon aklimatori umum terdapat pada hewan berumur panjang, yang menghadapi perubahan kondisi musiman. Reversibilitas respon penting sekali karena tiap tahun kondisi khas musimana selalu berulang.
b.      Respon Tak-reversibel
Tipe respon tak-reversibel selama ontogeny ( sejarah pertumbuhan makhluk hidup ) adalah respon perkembangan.
Respon berlangsung lama karena melibatkan banya proses yang menghasilkan perkembangan beraneka ragam macam struktur tubuh. Hasilnya bersifat permanen dan tak reversible. Contoh : perubahan jumlah mata facet pada Drosophila yang dipelihara pada suhu tinggi, atau terbentuknya keturunan cacat akibat respon perkembangan embrio terhadap senyawa teratogenik dalam lingkungannya. 
C.    Adaptasi  Hewan
Adaptasi merupakan proses penyusuaian diri makhluk hidup dengan  keadaan lingkungan  sekitarnya.  Masing-masing individu mempunyai cara yang berbeda dalam menyusuaikan diri dengan lingkungannya, ada yang mengalami perubahan bentuk tubuh (adaptasi morfologi), ada yang mengalimi perubahan proses metabolism tubuh (adaptasi fisiologi) dan ada juga yang mengalami perubahan sikap dan tingkah laku (adaptasi tingkah laku).  Adaptasi akan dilakukan oleh makhluk hidup bila keadaan sekitarnya membahayakan atau tidak menguntungkan bagi dirinya, sehingga perlu untuk menyelamatkan atau mempertahankan kehidupannya.
D.    Bentuk-Bentuk Adaptasi
Ada bermacam-macam bentuk adaptasi makhluk hidup tehadap lingkungannya, yaitu : adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, adaptasi tngkah laku
1.      Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyusuaian bentuk tubuh untuk kelangsugan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut. Merupakan proses penyusuaian diri makhluk hidup yang memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur tubuh, misalnya pada hewan.
a.       Ciri adaptasi hewan darat :
·         Kulit tebal dengan lapisan zat tanduk.
·         Anggota gerak tubuh di sesuaikan dengan habitat.
·          Pada daerah tertentu seperti gurun pasir, mempunyai kantung air seperti pada unta.
b.      Ciri adaptasi hewan air :
·         Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line).
·         Permukaan tubuh licin karena berlendir.
·         Anggota gerak tubuh berupa sirip.
 contoh lain adaptasi morfologi yang dilakukan hewan adalah dapat kita lihat beberapa organ misalnya :
a.        Gigi
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa serta gigi rahang dengan ujung pemotong untuk memotong untuk mencabik-cabik mangsanya. Perubahan gigi hewan biasanya berdasarkan pada makanannya, seperti : gigi taring (dens caninus) besar dan runcing pada hewan carmivora untuk menangkap dan mengoyak daging, gigi gerahang depan (dens premolare) dan gerahang belakang (dens molare) berbentuk lebar dan datar, di jumpai pada hewan memamah biak (hewan ruminansia) untuk mengunyah, menggilas dan menghaluskan rumput/daun-daunan.
b.      Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba amerika tengah dan selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang  dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
c.        Paruh
Elang mempunyai paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya. Perubahan bentuk paruh burung biasanya pada makanannya, seperti :
·         Paruh bentuk sisir, bagian atas agak melengkung pada pelican, flamingo untuk menyaring makanan yang berupa algae, udang kecil dan rumput laut.
·          Paruh bentuk kecil, runcing dan tajam pada kolibri untuk menghisap madu.
·         Paruh bentuk pendek dan kuat pada nuri, pipit, kaka tua, gelatik untuk memakan biji-bijian
·         Paruh bentuk pendek, besar, kuku dan kuat pada elang, raja wali untuk mengoyak manggsanya.
·         Paruh bentuk pipih pada iti, bebek untuk mengambil makanan yang di perairan (ikan atau udand kecil, algae)
·         Paruh bentuk pahat, pada platuk untuk memahat batang pohon yang telah lapuk.
d.      Kaki
Perubahan bentuk kaki/cakar burung. Biasanya berdasarkan pada habitat dan cara hidupnya, seperti :
·         Kaki pencengkeram dengan cakar bentuk yang kuat, tajam dan pendek pada elang, raja wali, burung hantu untuk mengcekram manggsanya)
·         Kaki perenang dengan selaput renang pada iti, bebek, angsa,pelican untuk mendayung saat berenang di air.
·          Kaki yang kuat pada kaswari untuk berlari atau berjalan.
·         Kaki pemancar denagn dua jari kea rah depan dan dua jari kea rah belakang pada pelatuk  untuk memanjat pohon.
·         Kaki burung potengger dengan jari yang panjang dan semua jati terlelak pada satu bidang di atas. Di jumpai pada kutilang, kenari poksai, vinch, wambi untuk hinggap di ranting-ranting pohon.

2.      Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyusuaian fungssi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut:
·         Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
·         Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta di semprotkan kedalam air sekitarnya, sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
·         Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena ini di pengaruhi oleh factor dalam rupa hormon dan factor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
·         Autotomi
Yaitu proses pemutusan bagian tubuh hewan guna mempertahankan kehidupannya. Terjadi pada cecak atau tokek.
·         Eksdisi
Yaitu proses pengelupasan kulit pada hewan tertentu untuk kelangsungan hidupnya, terjadi pada ular dan udang.
·         Hibernasi
Yaitu masa istirahat dan menghemat energy pada musim dingin. Terjadi pada ular, kelelawar,marmut, dan landak.
·         Estivasi
Yaitu masa istirahat dan menghemat energy pada musim kemarau. Terjadi pada katak/Rana sp.
3.      Adaptasi Tingkah Laku.
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang di dasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :
·         Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila di dekati seekor anjing.
·         Migrasi
Ikan salem raj di amerrika utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk di sepanjang pantai amerika utara untk menuju ke sungai. Saat disungai ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah metas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.
Tingkah laku atau perilaku hewan adalah  tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara organism dan lingkungannya. Perilaku dapt terjadi akibat stimulus dari luar. Reseptor di perlukan untuk mendekati stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respond an efektor untuk melaksanakan aksi, prilaku dapat juga terjadi karena adanya stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan di ambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium. Umumnya perilaku organism merupakan gabungan stimulus dari dalam dan luar.
E.     Beberapa adaptasi tingkah laku/perilaku hewan antara lain :
·         Perilaku Makan yaitu prilaku yang diperlihatkan oleh individu / organisme dalam memperoleh makanannya.
·         Mimikri agresif yaitu mengembangkan alat pemikat dengan meniru bentuk mangsa dari pemangsa lain.Terjadi pada Anglerfish/Lophius americanus .
·          Perilaku mempertahankan diri yaitu prilaku yang diperlihatkan oleh individu untuk mempertahankan keselamatan diri dari musuh atau keadaan yang berbahaya.Contohnya : Melarikan diri pada Singgung dnegan mengeluarkan bau yang menyengat dari kelenjar bau.
·         Kamuflase pada ngengat yang memiliki bintik mata pada sayapnya.
·         Perilaku bertahan hidup pada lingkungan fisik yaitu prilaku yang diperlihatkan oleh individu untuk bertahan hidup pada kondisi fisik yang berubah dengan cepat.Contohnya : lebah madu pekerja memukulkan sayapnya untuk mengipasi sarang saat suhu tinggi.Lebah madu pekerja mencari air untuk menyejukkan sarang.Lebah akan menggetarkan sayapnya untuk menghangatkan sarang pada musim dingin.

·         Perilaku reproduktif yaitu perilaku yang diperlihatkan individu untuk memperoleh keturunannya.Contohnya : Burung merak / Pavo sp jantan akan mengepakkan sayapnya untuk menarik perhatian merak betina.Hewan Rusa,Antelope jantan yang berkelahi untuk memperoleh yang betina.Katak/Rana sp jantang yang menyanyi saat musim kawin tiba untuk menarik perhatian katak betina.Hewan yang mengeluarkan bau menyengat pada hewan jantan untuk menarik perhatian hewan betina.

F.      Faktor Yang Menentukan Adaptasi
Beberapa faktor yang sangat mendukung perlunya hewan dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar diantaranya :
1.      Individu Daratan
·         Persediaan air,seperti : adaptasi hewan dilingkungan sedikit air dengan mengurangi penguapan.
·         adaptasi hewan di lingkungan lembab dengan memiliki kulit tebal dan bersisik.
·         Kisaran suhu,seperti :
- Memiliki bulu tebal dan banyak lemak untuk suhu dingin
- Hibernasi dan estivasi
- Berkubang di lumpur
- burung mandi untuk mengatur suhu tubuh.
·         keadaan tanah
jenis tanah akan menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang mendominasi suatu daerah.
2. Individu Perairan
·         Salinitas / kadar garam perairan
Masing – masing perairan memiliki salinitas yang berbeda,seperti di air tawar salinitasnya adalah 0,06 % sedangkan air laut salinitasnya 3,5% salinitasnya akan mempengaruhi perbedaan tebal – tipisnya lapisan kulit,tingkah lak,susunan atau fungsi organ tubuh organisme perairan.
Kedalaman air.Semakin dalam suatu perairan maka semakin besar/tinggi pula tekanan yang terjadi.Kedalaman air juga mempengaruhi interaksi cahaya yang diperoleh individu.Semakin dalam maka semakain sedikit cahaya yang diperoleh.
contoh :
ü  Ikan pari dengan tubuh pipih dan lebar
ü  Ikan cucut dengan tubuh yang langsing
ü  Gurat sisi/linea lateralis pada tubuh ikan
ü  Gelembung udara pada tubuh ikan untuk dapat turun dan naik pada perairan.
·         Intensitas cahaya
semakin keruh dan dalam suatu perairan maka intensitas cahaya yang masuk semakin sedikit/rendah.Intensitas cahaya mempengaruhi suhu air dan derajat fotosintesi.Dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah fotik,daerah perbatasan( remang – remang),daerah afotik.Semakin kearah daerah afotik maka intensitas cahay yang masuk perairan semakin berkurang.Hal ini akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya.
·         Kadar Oksigen
Daerah permukaan kadar oksigen lebih banyak dibandingkan dengan daerah dibawahnya.Semakin keruh suatu perairan maka kadar oksigen semakin berkurang/rendah.
ciri adaptasinya adalah :
a.       Perluasan labirin
b.      Munculnya ikan dipermukaan
c.       Tubuh ikan ramping dan berlendir








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

1.      Respon dasar hewan
Selama periode ontogeny pada hewan dikenal tiga macam respon dasar yaitu respon pengaturan, respon penyesuaian, dan respon perkembangan
2. Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
3. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Adaptasi.
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup.
Adaptasi Fisiologi,Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi olehlingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuhuntuk mempertahankan hidup dengan baik.
Adaptasi Tingkah Laku,Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hiduppada tingkah laku/perilaku terhadap lingkungannya.
B.     Saran
Dari pemaparan makalah kami di atas mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan maka dari itu kami masih membutuhkan lebih banyak masukan dan kritikan dari para pembaca sekalian.









DAFTAR PUSTAKA
Godam. 2009. Macam Dan Jenis Adaptasi Mahluk Hidup– Struktural, Fisiologi danTingkah Laku.(http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-struktural-fisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-dirii,diakses 26 April 2013). 
Darnell,R.M.1971.Organism and Environment.A Manual of Quantitative Ecology.W.H Freeman and Co San Fransisco.
Kendeighh,S.1980.Ecology with Spesial Reference to Animal and Man.Prantice-Hall of India.New Delhi.
*      Mughni, Irpan Arif. 2011. Thermoregulasi. (http://irpanarifmughni.blogspot.com/2011_01_01_archive.html, diakses 26 Maret 2011).
http://id.scribd.com/doc/76111234/MAKALAH-ADAPTASI, Diunduh pada tanggal 23 November 2012.
http://etnobudaya.net/2008/01/28/adaptasi-dalam-anthropologi/, Diakses pada tanggal 23 November 2012.
http://organisasi.org/contoh-bentuk-adaptasi-tingkah-laku-behavioral-pada-makhluk-hidup-ilmu-biologi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar