BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu
adaptasi biologis adalah setiap karakteristik (morfologi atau anatomi),
fisiologis, atau perilaku struktural dari suatu organisme atau kelompok
organisme (seperti spesies) yang membuatnya lebih cocok dalam lingkungannya dan
akibatnya meningkatkan peluangnya untuk bertahan hidup dan keberhasilan
reproduksi. Karena variabilitas individu proses adaptasi ini akan lebih atau
kurang berhasil. Beberapa adaptasi dapat meningkatkan keberhasilan reproduksi
dari populasi, tetapi tidak untuk individu tertentu. Pengertian adaptasi
adalah cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup
dimana mereka tinggal.
Salah satu penyebab kepunahan
makhluk hidup adalah ketidakmampuan makhluk hidup untuk beradaptasi dengan
lingkungan. Misalnya, ketika memindahkan seekor ikan yang diambil dari habitat
aslinya ke dalam kolam ikan buatan sendiri. Beberapa hari kemudian ikan yang
dipelihara mati. Kematian ikan ini disebabkan ikan tersebut tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungan barunya. Maka jelaslah bahwa makhluk hidup yang
tidak beradaptasi dengan lingkungannya akan mengalami kepunahan. Setiap jenis
organisme mempunyai dan memerlukan lingkungan untuk hidup di tempat tertentu.
Lingkungan atau tempat suatu makhluk hidup biasanya disebut dengan habitat.
Adaptasi adalah kemampuan makhluk
hidup untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya. Bagi makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya, ia dapat hidup lebih lama dan individu sejenisnya
(populasi) cenderung bertambah banyak. Tetapi bagi makhluk hidup yang tidak
dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan akan punah. Ada
bermacam-macamadaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi
morfologi, adaptasifisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
B.
Rumasan
masalah
Rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
1.
Bagaimana konsep dasar teori
adaptasi?
2.
Apa pengertian dari adaptasi?
3.
Jelaskan jenis- jenis adaptasi?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah
ini adalah :
1.
Untuk mengetahui konsep tentang
adaptasi, baik adaptasi morfologi (hewan dan tumbuhan), adaptasi fisiologi
(hewan dan tumbuhan), danadaptasi tingkah laku(hewan dan tumbuhan).
2.
Untuk mengetahui pengertian
adaptasi.
3.
Untuk mengetahui jenis- jenis
adaptasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Etologi dan Perilaku Hewan
Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut
etologi (dari bahasa Yunani: ἦθος, ethos, "karakter"; dan –λογία,
-logia) adalah suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah
laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya.
Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis yang mempelajari aneka aspek dari tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya dianggap lahir di sekitar tahun 1930an tatkala biolog berkebangsaan Belanda Nikolaas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai merintisnya. Atas jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran di tahun 1973.
Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis yang mempelajari aneka aspek dari tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya dianggap lahir di sekitar tahun 1930an tatkala biolog berkebangsaan Belanda Nikolaas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai merintisnya. Atas jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran di tahun 1973.
Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi
kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan
yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan
evolusi. Seorang ahli perilaku hewan umumnya menaruh perhatian pada
proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada
jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski ada pula yang berspesialisasi pada
tingkah laku suatu jenis atau kelompok kekerabatan hewan yang tertentu. Ahli
perilaku hewan juga disebut etolog.
Darwin berpendapat bahwa tidak ada sifat baru yang perlu
dimiliki semasa hidup individu. Pada dasarnya, teori Darwin berjalan sebagai
berikut : diantara anggota-anggota sebuah spesies, terdapat variasi yang tak
tehitung jumlahnya dan diantara anggota yang bermacam-macam itu hanya kelompok
tertentu yang berhasil bertahan hidup yang bisa menghasilkanketurunannya.
Dengan demikian terdapat ‘perjuangan untuk bertahan hidup’ dimana anggota-anggota tebaik sebuah spesies dapat hidup cukup panjang untuk meneruskan sifat unggul mereka kepada generasi berikutnya. Terhadap jumlah generasi yang tak terhitung jumlahnya itu, alam kemudian ‘memilih’ siapa-siapa yang bisa beradaptasi paling dengan lingkungan mereka. Menurut Darwin, Istilah ‘perjuangan untuk bertahan hidup’ (survival for the existence) adalah yang unggul yang bisa bertahan hidup (survival of the fittest).
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.
Dengan demikian terdapat ‘perjuangan untuk bertahan hidup’ dimana anggota-anggota tebaik sebuah spesies dapat hidup cukup panjang untuk meneruskan sifat unggul mereka kepada generasi berikutnya. Terhadap jumlah generasi yang tak terhitung jumlahnya itu, alam kemudian ‘memilih’ siapa-siapa yang bisa beradaptasi paling dengan lingkungan mereka. Menurut Darwin, Istilah ‘perjuangan untuk bertahan hidup’ (survival for the existence) adalah yang unggul yang bisa bertahan hidup (survival of the fittest).
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.
Bentuk Perilaku Hewan
Bentuk dari perilaku hewan dapat dibagi menjadi 2 yaitu perilaku hewan yang berasal dari bawaan, yang diwariskan dan perilaku yang terajar (terlatih).
Perilaku
Bawaan (Yang Diwariskan)
Warisan memegang peranan yang penting dalam perilaku hewan.
Dalam hal meminang, perilaku hewan memastikan dahulu, jika termasuk anggota
spesies sama, bukan dari anggota yang lain, sehingga dapat dijadikan pasangan.
Misalnya, tingkah laku kunag-kunang saat berpasangan walauu enunjukkan spesiea
yang sama, juga mempunyai perilaku berbeda dalam menemukan bahwa kunang-kunang
betina mempunyai pasangannya tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari pola cahaya
dar kunang-kunang yang menyala berbeda pada waktu senja. Kunang-kunang betina
dari satu spesies akan menanggapi hanya pada pejantan tertentu dengan
memerlihatkan pola nyala lampu spesies tertentu.
Beberapa kebiasaan meminang membantu mencegah betina membunuh
pejantan sebelum mereka memiliki kesempatan untuk berpasangan. Contohnya,pada
beberapa laba-laba pejantannya lebih kecil daripada betina dan beresiko
untuk dimakan jika pejantan mendekati betina.sebelum berpasangan pejantan dan
beberapa spesies menunjukkan beberapa tanda-tanda. Seperti serangga membungkus
diri dalam jaring-jaring yang sempurna. Sementara betina yang tidak terbungkus
dan memakan serangga. Pejantan mampu berpasangan dengannya memerlukan
penyerangan. Setelah berpasangan, pejantan akan dimakan oleh betina.
Perilaku hewan bawaan meliputi taksis dan refleks. Taksis: Bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis langsung mendekati atau menjauh dari atau pada sudut tertentu terhadapnya. Macam-macam taksis: kemotaksis, fototaksis, magnetotaksis.
Refleks: Respon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang mempunyai system saraf. Refleks adalah respon otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus. Respon terbawa sejak lahir, artinya sifatnya ditentukan oleh pola reseptor, saraf, dan efektor yang diwariskan.
Perilaku hewan bawaan meliputi taksis dan refleks. Taksis: Bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis langsung mendekati atau menjauh dari atau pada sudut tertentu terhadapnya. Macam-macam taksis: kemotaksis, fototaksis, magnetotaksis.
Refleks: Respon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang mempunyai system saraf. Refleks adalah respon otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus. Respon terbawa sejak lahir, artinya sifatnya ditentukan oleh pola reseptor, saraf, dan efektor yang diwariskan.
Contoh: refleks rentangan
Mesin refleks rentang memberikan mekanisme pengendalian yang
teratur dengan baik, yang:
·
Mengarahkan kontraksi refleks otot
·
Menghambat kontraksi otot-otot antagonis
·
Terus-menerus memonitor keberhasilan yang
dengannya perintah-perintah dari otak diteruskan, dan dengan cepat dan secara
otomatis membuat setiap penyesuaian sebagai pengganti yang perlu.
Naluri: Pola perilaku kompleks yang, sebagaimana refleks,
merupakan bawaan, agak tidak fleksibel, dan mempunyai nilai bagi hewan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Naluri lebih rumit dibandingkan dengan
refleks dan dapat melibatkan serangkai aksi.
Pelepas Perilaku Naluriah: sekali tubuh siap di bagian dalam
untuk tipe perilaku naluriah tertentu, maka diperlukan stimulus luar untuk
mengawali respon. Isyarat yang memicu aksi naluriah disebut pelepas (release).
Begitu respon tertentu dilepaskan, biasanya langsung selesai walaupun stimulus
efektif segera ditiadakan. Isyarat kimia, yaitu feromon, berfungsi sebagai
pelepas penting pada serangga sosial.
Perilaku Ritme dan Jam Biologis: perilaku berulang-ulang pada interval tertentu yang dinyatakan sebagai ritme atau periode. Daur perilaku ritme dapat selama dua jam atau setahun.
Perilaku Ritme dan Jam Biologis: perilaku berulang-ulang pada interval tertentu yang dinyatakan sebagai ritme atau periode. Daur perilaku ritme dapat selama dua jam atau setahun.
Respon
dan Adaptasi Perilaku hewan merupakan aktivitas terarah berupa respon terhadap
kondisi dan sumber daya lingkungan. Terjadinya suatu perilaku melibatkan
peranan reseptor dan efektor serta koordinasi saraf dan hormon. Jenis efektor
yang paling berperan adalah otot-otot tubuh.Perilaku pada hewan rendah
seluruhnya ditentukan secara genetic, bersifat khas,terjadi secara otomatis.
Pada hewan tinggi banyak mengandung komponen yang tidak bersifat
herediter, melainkan proses belajar yang dipengaruhi faktor lingkungan.
Pada manusia ditentukan oleh komponen belajar dan menalar.
Kepekaan
terhadap stimulus merupakan salah satu ciri utama kehidupan. Tujuan akhir dari
respon adalah untuk mempertahankan hidupnya. Respon hewan terhadap
lingkungannya bervariasi tergantung dari jenis dan intensitas stimulus, jenis
spesies,stadium perkembangan,umur,kondisi fisiologis dan kisaran toleransi
terhadap lingkungannya.Apabila kondisi lingkungan menjadi sangat tidak baik,
maka yang terjadi adalah:
1. hewan
meninggalkan tempat itu dan mencari tempat dengan kondisi yang lebih baik.
2. hewan
memberikan respon tertentu yang mampu mengatasi efek negative perubahan
tersebut.
3. hewan
itu akan mati.
B.
Respon
Dasar Hewan
Periode
ontogeny pada hewan dikenal tiga macam respon dasar yaitu respon pengaturan,
respon penyesuaian, dan respon perkembangan. Mekanisme ketiga respon itu
berdasarkan sistem umpan balik negatif. Agar mekanisme itu berhasil maka respon
yang dihasilkan harus sesuai besarnya, waktu tepat dan berlangsung cukup cepat.
a. Respon
Reversibel
Tipe
respon dasar hewan yang reversible dan paling sederhana adalah respon
pengaturan (regulatori). Respon fisiologi terjadi sangat cepat (refleks).
Contoh:
perubahan pupil mata terhadap intensitas cahaya.
Tipe
respon lain yang bersifat reversible adalah respon penyesuaian
(aklimatori),berlangsung lebih lama dari respon regulatori karena proses yang
fisiologi yang melandasinya melibatkan perubahan struktur dan morfologi hewan.
Contoh: di lingkungan bertekanan parsial oksigen rendah, terjadi proliferasi
dan pengingkatkan jumlah eritrosit,tubuh terdedah pada kondisi kemarau terik,
kulit mengalami peningkatan pigmentasi.Respon aklimatori umum terdapat pada
hewan berumur panjang, yang menghadapi perubahan kondisi musiman.
Reversibilitas respon penting sekali karena tiap tahun kondisi khas musimana
selalu berulang.
b. Respon
Tak-reversibel
Tipe
respon tak-reversibel selama ontogeny ( sejarah pertumbuhan makhluk hidup )
adalah respon perkembangan.
Respon
berlangsung lama karena melibatkan banya proses yang menghasilkan perkembangan
beraneka ragam macam struktur tubuh. Hasilnya bersifat permanen dan tak
reversible. Contoh : perubahan jumlah mata facet pada Drosophila yang
dipelihara pada suhu tinggi, atau terbentuknya keturunan cacat akibat respon
perkembangan embrio terhadap senyawa teratogenik dalam lingkungannya.
C.
Adaptasi Hewan
Adaptasi
merupakan proses penyusuaian diri makhluk hidup dengan keadaan
lingkungan sekitarnya. Masing-masing individu mempunyai
cara yang berbeda dalam menyusuaikan diri dengan lingkungannya, ada yang
mengalami perubahan bentuk tubuh (adaptasi morfologi), ada yang mengalimi
perubahan proses metabolism tubuh (adaptasi fisiologi) dan ada juga yang
mengalami perubahan sikap dan tingkah laku (adaptasi tingkah
laku). Adaptasi akan dilakukan oleh makhluk hidup bila keadaan
sekitarnya membahayakan atau tidak menguntungkan bagi dirinya, sehingga perlu
untuk menyelamatkan atau mempertahankan kehidupannya.
D.
Bentuk-Bentuk
Adaptasi
Ada
bermacam-macam bentuk adaptasi makhluk hidup tehadap lingkungannya, yaitu :
adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, adaptasi tngkah laku
1. Adaptasi
Morfologi
Adaptasi
morfologi merupakan penyusuaian bentuk tubuh untuk kelangsugan hidupnya. Contoh
adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut. Merupakan proses penyusuaian
diri makhluk hidup yang memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur tubuh,
misalnya pada hewan.
a. Ciri
adaptasi hewan darat :
·
Kulit tebal dengan lapisan zat tanduk.
·
Anggota gerak tubuh di sesuaikan dengan
habitat.
·
Pada daerah tertentu seperti gurun
pasir, mempunyai kantung air seperti pada unta.
b. Ciri
adaptasi hewan air :
·
Tubuhnya berbentuk torpedo (stream
line).
·
Permukaan tubuh licin karena berlendir.
·
Anggota gerak tubuh berupa sirip.
contoh
lain adaptasi morfologi yang dilakukan hewan adalah dapat kita lihat beberapa
organ misalnya :
a. Gigi
Gigi
hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar
dan runcing untuk menangkap mangsa serta gigi rahang dengan ujung pemotong
untuk memotong untuk mencabik-cabik mangsanya. Perubahan gigi hewan biasanya
berdasarkan pada makanannya, seperti : gigi taring (dens caninus) besar dan
runcing pada hewan carmivora untuk menangkap dan mengoyak daging, gigi gerahang
depan (dens premolare) dan gerahang belakang (dens molare) berbentuk lebar dan
datar, di jumpai pada hewan memamah biak (hewan ruminansia) untuk mengunyah,
menggilas dan menghaluskan rumput/daun-daunan.
b. Moncong
Trenggiling
besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba amerika tengah dan
selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang
merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak
bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari
sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yang dapat
dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
c. Paruh
Elang
mempunyai paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya
tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya. Perubahan bentuk paruh burung
biasanya pada makanannya, seperti :
·
Paruh bentuk sisir, bagian atas agak
melengkung pada pelican, flamingo untuk menyaring makanan yang berupa algae,
udang kecil dan rumput laut.
·
Paruh bentuk kecil, runcing dan
tajam pada kolibri untuk menghisap madu.
·
Paruh bentuk pendek dan kuat pada nuri,
pipit, kaka tua, gelatik untuk memakan biji-bijian
·
Paruh bentuk pendek, besar, kuku dan
kuat pada elang, raja wali untuk mengoyak manggsanya.
·
Paruh bentuk pipih pada iti, bebek untuk
mengambil makanan yang di perairan (ikan atau udand kecil, algae)
·
Paruh bentuk pahat, pada platuk untuk
memahat batang pohon yang telah lapuk.
d. Kaki
Perubahan
bentuk kaki/cakar burung. Biasanya berdasarkan pada habitat dan cara hidupnya,
seperti :
·
Kaki pencengkeram dengan cakar bentuk
yang kuat, tajam dan pendek pada elang, raja wali, burung hantu untuk
mengcekram manggsanya)
·
Kaki perenang dengan selaput renang pada
iti, bebek, angsa,pelican untuk mendayung saat berenang di air.
·
Kaki yang kuat pada kaswari untuk
berlari atau berjalan.
·
Kaki pemancar denagn dua jari kea rah
depan dan dua jari kea rah belakang pada pelatuk untuk memanjat
pohon.
·
Kaki burung potengger dengan jari yang
panjang dan semua jati terlelak pada satu bidang di atas. Di jumpai pada
kutilang, kenari poksai, vinch, wambi untuk hinggap di ranting-ranting pohon.
2. Adaptasi
Fisiologi
Adaptasi
fisiologi merupakan penyusuaian fungssi fisiologi tubuh untuk mempertahankan
hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut:
·
Kelenjar bau
Musang
dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi
lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
·
Kantong tinta
Cumi-cumi
dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang,
tinta di semprotkan kedalam air sekitarnya, sehingga musuh tidak dapat melihat
kedudukan cumi-cumi dan gurita.
·
Mimikri pada kadal
Kulit
kadal dapat berubah warna karena ini di pengaruhi oleh factor dalam rupa hormon
dan factor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
·
Autotomi
Yaitu
proses pemutusan bagian tubuh hewan guna mempertahankan kehidupannya. Terjadi
pada cecak atau tokek.
·
Eksdisi
Yaitu
proses pengelupasan kulit pada hewan tertentu untuk kelangsungan hidupnya,
terjadi pada ular dan udang.
·
Hibernasi
Yaitu
masa istirahat dan menghemat energy pada musim dingin. Terjadi pada ular,
kelelawar,marmut, dan landak.
·
Estivasi
Yaitu
masa istirahat dan menghemat energy pada musim kemarau. Terjadi pada katak/Rana
sp.
3. Adaptasi
Tingkah Laku.
Adaptasi
tingkah laku merupakan adaptasi yang di dasarkan pada tingkah laku.
Contohnya sebagai berikut :
·
Pura-pura tidur atau mati
Beberapa
hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring
tidak berdaya dengan mata tertutup bila di dekati seekor anjing.
·
Migrasi
Ikan
salem raj di amerrika utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai
untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang
berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk di sepanjang pantai amerika
utara untk menuju ke sungai. Saat disungai ikan salem jantan mengeluarkan
sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya
mati. Telur yang telah metas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah
menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.
Tingkah
laku atau perilaku hewan adalah tindakan atau aksi yang mengubah
hubungan antara organism dan lingkungannya. Perilaku dapt terjadi akibat
stimulus dari luar. Reseptor di perlukan untuk mendekati stimulus, saraf
diperlukan untuk mengkoordinasikan respond an efektor untuk melaksanakan aksi,
prilaku dapat juga terjadi karena adanya stimulus dari dalam, misalnya rasa
lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan di ambil bila makanan
benar-benar terlihat atau tercium. Umumnya perilaku organism merupakan gabungan
stimulus dari dalam dan luar.
E.
Beberapa
adaptasi tingkah laku/perilaku hewan antara lain :
·
Perilaku Makan yaitu prilaku yang
diperlihatkan oleh individu / organisme dalam memperoleh makanannya.
·
Mimikri agresif yaitu mengembangkan alat
pemikat dengan meniru bentuk mangsa dari pemangsa lain.Terjadi
pada Anglerfish/Lophius americanus .
·
Perilaku mempertahankan diri yaitu
prilaku yang diperlihatkan oleh individu untuk mempertahankan keselamatan diri
dari musuh atau keadaan yang berbahaya.Contohnya : Melarikan diri pada Singgung
dnegan mengeluarkan bau yang menyengat dari kelenjar bau.
·
Kamuflase pada ngengat yang memiliki
bintik mata pada sayapnya.
·
Perilaku bertahan hidup pada lingkungan
fisik yaitu prilaku yang diperlihatkan oleh individu untuk bertahan hidup pada
kondisi fisik yang berubah dengan cepat.Contohnya : lebah madu pekerja
memukulkan sayapnya untuk mengipasi sarang saat suhu tinggi.Lebah madu pekerja
mencari air untuk menyejukkan sarang.Lebah akan menggetarkan sayapnya untuk
menghangatkan sarang pada musim dingin.
F.
Faktor
Yang Menentukan Adaptasi
Beberapa
faktor yang sangat mendukung perlunya hewan dalam melakukan adaptasi dengan
lingkungan sekitar diantaranya :
1. Individu
Daratan
·
Persediaan air,seperti : adaptasi hewan
dilingkungan sedikit air dengan mengurangi penguapan.
·
adaptasi hewan di lingkungan lembab
dengan memiliki kulit tebal dan bersisik.
·
Kisaran suhu,seperti :
-
Memiliki bulu tebal dan banyak lemak untuk suhu dingin
-
Hibernasi dan estivasi
-
Berkubang di lumpur
-
burung mandi untuk mengatur suhu tubuh.
·
keadaan tanah
jenis
tanah akan menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang mendominasi suatu daerah.
2.
Individu Perairan
·
Salinitas / kadar garam perairan
Masing
– masing perairan memiliki salinitas yang berbeda,seperti di air tawar
salinitasnya adalah 0,06 % sedangkan air laut salinitasnya 3,5% salinitasnya
akan mempengaruhi perbedaan tebal – tipisnya lapisan kulit,tingkah lak,susunan
atau fungsi organ tubuh organisme perairan.
Kedalaman
air.Semakin dalam suatu perairan maka semakin besar/tinggi pula tekanan yang
terjadi.Kedalaman air juga mempengaruhi interaksi cahaya yang diperoleh
individu.Semakin dalam maka semakain sedikit cahaya yang diperoleh.
contoh
:
ü Ikan
pari dengan tubuh pipih dan lebar
ü Ikan
cucut dengan tubuh yang langsing
ü Gurat
sisi/linea lateralis pada tubuh ikan
ü Gelembung
udara pada tubuh ikan untuk dapat turun dan naik pada perairan.
·
Intensitas cahaya
semakin
keruh dan dalam suatu perairan maka intensitas cahaya yang masuk semakin
sedikit/rendah.Intensitas cahaya mempengaruhi suhu air dan derajat
fotosintesi.Dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah fotik,daerah perbatasan(
remang – remang),daerah afotik.Semakin kearah daerah afotik maka
intensitas cahay yang masuk perairan semakin berkurang.Hal ini akan
mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya.
·
Kadar Oksigen
Daerah
permukaan kadar oksigen lebih banyak dibandingkan dengan daerah
dibawahnya.Semakin keruh suatu perairan maka kadar oksigen semakin berkurang/rendah.
ciri
adaptasinya adalah :
a. Perluasan
labirin
b. Munculnya
ikan dipermukaan
c. Tubuh
ikan ramping dan berlendir
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Respon
dasar hewan
Selama
periode ontogeny pada hewan dikenal tiga macam respon dasar yaitu respon
pengaturan, respon penyesuaian, dan respon perkembangan
2.
Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
3. Jenis-Jenis
Dan Macam-Macam Adaptasi.
Adaptasi
morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan
organisme hidup.
Adaptasi
Fisiologi,Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi olehlingkungan
sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuhuntuk
mempertahankan hidup dengan baik.
Adaptasi
Tingkah Laku,Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hiduppada tingkah
laku/perilaku terhadap lingkungannya.
B. Saran
Dari
pemaparan makalah kami di atas mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan
kekeliruan maka dari itu kami masih membutuhkan lebih banyak masukan dan
kritikan dari para pembaca sekalian.
DAFTAR
PUSTAKA
Godam.
2009. Macam Dan Jenis Adaptasi Mahluk Hidup– Struktural, Fisiologi
danTingkah Laku.(http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-struktural-fisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-dirii,diakses
26 April 2013).
Darnell,R.M.1971.Organism
and Environment.A Manual of Quantitative Ecology.W.H Freeman and Co San
Fransisco.
Kendeighh,S.1980.Ecology
with Spesial Reference to Animal and Man.Prantice-Hall of India.New Delhi.

http://artikel-kependidikan.blogspot.com/2011/04/penyesuaian-diri-makhluk-hidup-terhadap.html, Diakses pada tanggal 23 November 2012.
http://etnobudaya.net/2008/01/28/adaptasi-dalam-anthropologi/, Diakses pada tanggal 23 November 2012.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2090615-pengertian-adaptasi/, Diakses pada tanggal 23 November 2012.
http://organisasi.org/contoh-bentuk-adaptasi-tingkah-laku-behavioral-pada-makhluk-hidup-ilmu-biologi
http://artikel-kependidikan.blogspot.com/2011/10/penyesuaian-diri-makhluk-hidup-terhadap.html, Diakses pada tanggal 09 November 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar