MAKALAH
ANATOMI TUMBUHAN
BIJI

OLEH
NAMA : RYAN ILHAM
NIM : 122 205 3473
KELAS : B
SEMESTER : III (TIGA)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MIPA BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang
telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada sy, sehingga sy mampu
menyelesaikan tugas makalah ANATOMI TUMBUHAN yang berjudul
“BIJI TUMBUHAN”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita
dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat
sekarang ini.
sy menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu kami mohon saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita khususnya bagi para pembaca, Amin.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A.
Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C.
Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
A Biologi biji....................................................................................................... 2
1.
Partenokarpi..................................................................................................... 3
2. Dormansi.......................................................................................................... 4
3. Penyebarab biji............................................................................................ .... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................ .... 8
A.
Kesimpulan ................................................................................................ .... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
biji
adalah bagian dari organ reproduksi tumbuhan tingkat tinggi. Pada
hakekatnya keberadaan buah hanya dapat dijumpai pada tumbuhan yang
termasuk dalam sub divisi Angiospermae. Pada tumbuhan Gymnospermae, biji tidak
ditutupi oleh daun buah sehingga tidak membentuk buah. Gymnospermae sebagaimana
asal kata dari sub divisi ini memiliki biji yang telanjang.
Selain
buah, bagian tumbuhan yang paling penting adalah biji. Biji adalah organ
perkembangbiakan bagi tumbuhan Spermatophyta. Pada Angiospermae, biji dji
ibungkus dengan daun buah sehingga dikenal sebagai biji tidak tertutup oleh
daun buah sehingga dikenal sebagai tumbuhan berbiji terbuka.Berdasarkan uraian
pada latar belakang tersebut, maka dianggap perlu untuk menyusun suatu makalah
sebagai bahan informasi dan rujukan dalam pemahaman terhadap buah dan biji.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana proses pembentukan
biji?
- Apa yang dimaksud degan
partenokarpi dan dormansi pada biji?
- Bagaimanakah penyebaran pada
biji?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui proses
pembentukan biji
- Untuk mengetahui pengertian dan
proses-proses partenokarpi dan dormansi pada biji
- Untuk mengetahui penyebaran
pada biji
BAB
II
PEMBAHASAN
A. BIOLOGI BIJI
Berkas – Berkas Pembuluh Pengangkutan (Chalaza).
Merupakan tempat
pertemuan antara intergumen dengan nukleus. Tulang Biji (Raphe).
Terusan tali pusar pada biji. Biasanya terdapat pada biji yang berasal dari
bakal biji.
![]() |
Struktur
Monokotil
|
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat
terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat
bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. (Lihat pergiliran
keturunan).
Dengan
demikian biji telah memperlihatkan diri sebagai perkembangan penting dalam
reproduksi dan pemencaran Spermatophyta (tumbuhan berbunga atau tumbuhan
berbiji; Gr.
sperma biji, phyton tumbuhan); dibandingkan dengan tanaman yang
lebih primitif seperti lumut, lumut hati dan pakis, yang tidak memiliki biji dan menggunakan cara lain untuk
menyebarkan diri. Ini tampak pada kenyataan bahwa tumbuhan berbiji mendominasi relung-relung biologi sejak dari padang rumput hingga ke hutan, baik di wilayah tropis maupun daerah beriklim dingin.
Pada
dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji , tetapi
dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya,
misalnya integumentum pada bakal biji, jika telah menjadi biji
merupakan kulit biji(spermodermis). Semula biji duduk pada suatu
tangkai yang keluar dari tembuni atau papan biji
Proses
pembentukan biji melalui penyatuan sel betina dan sel jantan (gamet). Hasil
penyatuan tersebut dinamakan zigot. Zigot tersebut berisi kedua krosom dari
individu jantan dan individu betina dan merupakan sel pertama dari individu
baru. Zigot akan tumbuh menjadi embrio (janin) di dalam biji. Bila biji
berkecambah akan menjadi tumbuhan dewasa. Karena embrio tersebut memiliki
sifat-sifat kedua induknya, maka kemampuan mewariskan sifat-sifat tersebut
melalui biji dari generasi ke generasi.
Bunga
merupakan fase penting dalam proses pembentukan biji. Pada dasarnya bunga
terdiri dari beberapa organ, namun hanya dua organ saja yang terlibat dalam
pembentukan biji, yaitu benang sari (stamen) dan putik (pistil). Benang sari
menghasilkan serbuk sari yang masing-masing membentuk gamet jantan. Sedangkan
putik akan membentuk bakal biji (ovulum) yang mengandung telur.
Pada waktu
proses penyerbukan, yaitu jatuhnya serbuk sari pada kepala putik, terbentuklah
tabung serbuk sari, kemudian berlangsung pembuahan antara sperma dengan telur.
Proses akhir dari pembuahan ini adalah terbentuknya biji
1.
Partenokarpi
Dalam
botani, partenokarpi (harafiah berarti “buah perawan”) merupakan gejala
terbentuknya buah tanpa melalui proses pembuahan inti generatif terhadap sel telur. Gejala ini menunjukkan bahwa
pembuahan merupakan salah satu, namun bukanlah satu-satunya, pemicu pembentukan buah. Bunga akan secara alami
memproduksi hormon tumbuhan, yang diperlukan untuk mengawali proses pembentukan buah.
Gejala
partenokarpi dapat diamati pada pisang, ketimun, terong, nanas, pir, sukun, jambu-jambuan, dan sejumlah tumbuhan budidaya
lainnya. Semangka tanpa biji juga produk dari gejala ini. Partenokarpi biasanya
disukai di kalangan hortikultura karena menghasilkan buah tanpa biji
atau berbiji lunak.
Partenokarpi
bukanlah gejala yang dapat disejajarkan dengan partenogenesis pada hewan. Gejala apomiksis pada tumbuhanlah yang lebih tepat
sebagai gejala yang paralel. Dan biasanya buah partenokarpi ini tanpa biji
(seedless) karena tanpa melalui fertilisasi. Partenokarpi ini kurang
menguntungkan bagi program produksi benih/biji, tetapi lebih bermanfaat bagi
peningkatan kualitas dan produktivitas buah, khususnya pada jenis tanaman
komersial (hortikultura).
Sebagai
contoh, pada terung partenokarpi dapat meningkatkan kualitas buah, sedangkan
pada Actinidia dapat meningkatkan produktivitas buah dan tidak membutuhkan
bantuan serangga penyerbuk (pollinator).Partenokarpi dapat terjadi secara alami
(genetik) ataupun buatan (induksi). Partenokarpi alami ada dua tipe, yaitu
obligator apabila terjadinya tanpa faktor/pengaruh luar dan fakultatif apabila
terjadinya karena ada faktor/pengaruh dari luar/ lingkungan yang tidak sesuai
untuk polinasi dan fertilisasi, misalnya suhu terlalu tinggi atau rendah.
Sedangkan
partenokarpi buatan dapat diinduksi melalui aplikasi zat pengatur tumbuh
(fitohormon) pada kuncup bunga (Schawabe dan Mills, 1981) atau melalui polinasi
dengan polen inkompatibel (Tsao, 1980) atau dapat diserbuki dengan polen yang
telah diradiasi sinar X (Shozo dan Keita, 1997)
2. Dormansi
Dormansi adalah
suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai
tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal.
Dengan
demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan
tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan,
atau kimiawi.
Banyak biji tumbuhan budidaya yang menunjukkan perilaku ini.
Penanaman benih secara normal tidak menghasilkan
perkecambahan atau hanya sedikit perkecambahan. Perlakuan tertentu perlu
dilakukan untuk mematahkan dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap
kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan. Bagian tumbuhan yang lainnya yang juga
diketahui berperilaku dorman adalahkuncup.
Penyebab terjadinya dormansi . Benih yang mengalami dormansi
ditandai oleh :
·
Rendahnya
/ tidak adanya proses imbibisi air.
·
Proses
respirasi tertekan / terhambat.
·
Rendahnya
proses mobilisasi cadangan makanan.
·
Rendahnya
proses metabolisme cadangan makanan.
Kondisi
dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika masih berada
pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas dari tanaman
induknya. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit
biji dan keadaan fisiologis dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua
keadaan tersebut.
Dormansi
Fisik disebabkan oleh pembatasan struktural terhadap perkecambahan biji,
seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis
terhadap masuknya air atau gas-gas ke dalam biji
Beberapa
penyebab dormansi fisik adalah :
·
Impermeabilitas
kulit biji terhadap air, benih-benih yang termasuk dalam type dormansi ini
disebut sebagai “Benih keras” karena mempunyai kulit biji yang keras dan
strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal
terutama di permukaan paling luar. Dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin
dan bahan kutikula.
·
Resistensi
mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio, disini kulit biji cukup kuat
sehingga menghalangi pertumbuhan embrio. Jika kulit biji dihilangkan, maka
embrio akan tumbuh dengan segera.
·
Permeabilitas
yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas. Pada dormansi ini, perkecambahan
akan terjadi jika kulit biji dibuka atau jika tekanan oksigen di sekitar benih
ditambah. Pada benih apel misalnya, suplai oksigen sangat dibatasi oleh keadaan
kulit bijinya sehingga tidak cukup untuk kegiatan respirasi embrio. Keadaan ini
terjadi apabila benih berimbibisi pada daerah dengan temperatur hangat.
Dormansi
Fisiologis, dapat disebabkan oleh sejumlah mekanisme, tetapi pada umumnya
disebabkan oleh zat pengatur tumbuh, baik yang berupa penghambat maupun
perangsang tumbuh
Beberapa penyebab dormansi
fisiologis adalah :
·
Immaturity
Embrio, pada dormansi ini perkembangan embrionya tidak secepat jaringan
sekelilingnya sehingga perkecambahan benih-benih yang demikian perlu ditunda.
Sebaiknya benih ditempatkan pada tempe-ratur dan kelembapan tertentu agar
viabilitasnya tetap terjaga sampai embrionya terbentuk secara sempurna dan
mampu berkecambah.
·
After
ripening, benih yang mengalami dormansi ini memerlukan suatu jangkauan waktu
simpan tertentu agar dapat berkecambah, atau dika-takan membutuhkan jangka
waktu “After Ripening”. After Ripening diartikan sebagai setiap perubahan pada
kondisi fisiologis benih selama penyimpanan yang mengubah benih menjadi mampu
berkecambah. Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari beberapa hari sampai
dengan beberapa tahun, tergantung dari jenis benihnya.
·
Dormansi
Sekunder, dormansi sekunder disini adalah benih-benih yang pada keadaan normal
maupun berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan yang tidak
menguntungkan selama beberapa waktu dapat menjadi kehilangan kemampuannya untuk
berkecambah. Kadang-kadang dormansi sekunder ditimbulkan bila benih diberi
semua kondisi yang dibutuhkan untuk berkecambah kecuali satu.
Misalnya
kegagalan memberikan cahaya pada benih yang membutuhkan cahaya. Diduga dormansi
sekunder tersebut disebabkan oleh perubahan fisik yang terjadi pada kulit biji
yang diakibatkan oleh pengeringan yang berlebihan sehingga pertukaran gas-gas
pada saat imbibisi menjadi lebih terbatas.
·
Dormansi
yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio. Dormansi ini dapat
disebabkan oleh hadirnya zat penghambat perkecambahan dalam embrio.
Zat-zat
penghambat perkecambahan yang diketahui terdapat pada tanaman antara
lain : Ammonia, Abcisic acid, Benzoic acid, Ethylene, Alkaloid, Alkaloids
Lactone (Counamin) dll. Counamin diketahui menghambat kerja enzim-enzim penting
dalam perkecambahan seperti Alfa dan Beta amilase.
Tipe
dormansi lain selain dormansi fisik dan fisiologis adalah kombinasi dari
beberapa tipe dormansi. Tipe dormansi ini disebabkan oleh lebih dari satu
mekanisme. Sebagai contoh adalah dormansi yang disebabkan oleh kombinasi dari
immaturity embrio, kulit biji indebiscent yang membatasi masuknya O2 dan
keperluan akan perlakuan chilling.
3.
Penyebaran
biji
Untuk
mempertahankan jenisnya, suatu tumbuhan mempunyai cara tersendiri untuk
menyebarkan bakal keturunannya. Berikut cara yang biasanya digunakan tumbuhan :
·
Pemencaran
oleh binatang (zookori), pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah
yang memiliki bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan
lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung
dan minyak yang menghasilkan energi.
Aneka
macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak
tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam
tubuh musang, akhirnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi
cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam
biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia.
Pemencaran
seperti itu disebut endozoik. Dari golongan burung, telah diketahui sejak lama
bahwa burung cabe (Dicaeidae) memiliki keterkaitan yang erat dengan penyebaran
beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya menjadi
makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke
pohon-pohon lain.
Cara lain
adalah apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di
bagian luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya memiliki kait
atau duri, agar mudah melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau bagian badan
binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan
(Achyranthes), pulutan (Urena) dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
·
Biji
(bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat
terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat
bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. (Lihat pergiliran
keturunan).
·
Dengan
demikian biji telah memperlihatkan diri sebagai perkembangan penting dalam
reproduksi dan pemencaran Spermatophyta (tumbuhan berbunga atau tumbuhan
berbiji; Gr.
sperma biji, phyton tumbuhan); dibandingkan dengan tanaman yang
lebih primitif seperti lumut, lumut hati dan pakis, yang tidak memiliki biji dan menggunakan cara lain untuk
menyebarkan diri. Ini tampak pada kenyataan bahwa tumbuhan berbiji mendominasi relung-relung biologi sejak dari padang rumput hingga ke hutan, baik di wilayah tropis maupun daerah beriklim dingin.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous.
2012. pengelompokan buah (online). http://biologi.blogsome.com/2011/01/31/pengelompokan-buah-fructus/
Anonymous.
2012. buah dan biji (online). http://biologyprincess.wordpress.com/2011/03/26/makalah-buah-dan-biji/
Anonymous.
2012. partenokarpi (online). http://biotechnologyofagriculturemustgogreen.blogspot.com/2011/04/ilmu-genetika-partenokarpi.html
Oakley's Titanium Glasses - Home - TITanium-Arts.com
BalasHapusOakley's Iron and Steel titanium damascus Iron. 1/4 ounce glass bottle - Oryx - 4 oz. Glass bottle - Bottle - Oryx - 6 oz. Glass Bottle - Oryx - 12 oz. Glass microtouch titanium Bottle - Oryx titanium wedding rings - 12 how much is titanium worth oz. Glass Bottle - Oryx - 12 ford focus titanium hatchback oz.